Kota Batu, 13 Juni 2025, Siaptv.com – Sujud Hariadi, S.E., Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, menyoroti dampak kebijakan pembatasan kegiatan pemerintah terhadap sektor pariwisata dan perhotelan di wilayahnya.
Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa pembatasan rapat, konferensi, hingga acara sekolah di hotel telah mengurangi pendapatan industri hingga 30%.

Meski kebijakan baru membuka kembali izin rapat ASN di hotel, tantangan baru muncul setelah Kementerian Keuangan menghapus alokasi anggaran dinas untuk rapat.
"Di satu sisi, kami senang karena ada pelonggaran, tapi di sisi lain, tanpa anggaran lumsum atau dinas, ASN mungkin enggan mengadakan rapat di hotel," tambahnya.
Sektor pariwisata Batu juga terpukul oleh penurunan kunjungan wisatawan, dengan okupansi hotel merosot lebih dari 50% dalam lima bulan pertama tahun 2025.
Namun, Sujud menyatakan optimisme dengan adanya peningkatan okupansi 7-8% belakangan ini. Strategi Pemulihan: Pemasaran dan Efisiensi PHRI Kota Batu menggalang strategi ganda: 1. Efisiensi Internal: Menekan pengeluaran operasional untuk tetap bertahan.
Ekspansi Pasar: Memperkuat promosi ke daerah seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali, meski terkendala pembatasan perjalanan di beberapa wilayah.
"Kami berharap pemerintah membuka semua keran belanja, tidak hanya untuk rapat, tetapi juga kegiatan lain yang mendorong perputaran ekonomi," pungkas Sujud.
Dengan kolaborasi antarhotel dan dukungan kebijakan, PHRI yakin Kota Batu bisa kembali bangkit sebagai destinasi pariwisata unggulan.